Assalammualaikum Warahmatullah Wabaarakatuh
Tulisan saya ini merupakan tulisan pertama dalam blog saya, saya berharap ada nilai atau dampak positif (halah sok-sokan influencer lu) yang dapat diambil. dari cerita pengalaman saya yang terkait dengan tema kesehatan mental.
Tulisan saya ini merupakan tulisan pertama dalam blog saya, saya berharap ada nilai atau dampak positif (halah sok-sokan influencer lu) yang dapat diambil. dari cerita pengalaman saya yang terkait dengan tema kesehatan mental.
Tema kesehatan mental saya angkat karena dekat dengan saya.
saya yang mengalaminya sendiri, dan saya rasa banyak orang diluar sana yang
juga merasakan gejala psikologis yang tidak mengenakan, tapi hanya diam takut
dan bimbang.
Permasalah Mental Health menjadi isu/ topic yang “seksi” untuk dibicarakan sekarang ini,
ditandai dengan banyaknya kampanye-kampanye positif tentang kesehatan mental,
banyaknya akun sosial media yang berdiri atas nama kesehatan mental/konseling
dll,
Juga makin banyak orang-orang yang mengaku mempunya gangguan
kesehatan mental terentu dengan dasar yang lemah, hanya berdasarkan pada
informasi yang mereka dapat di internet saja. Hal ini berkaitan dengan
tingginya tingkat urgensi/ kegentingan masalah kesehatan mental di Indoensia.
Tahu apa si ngomongin soal Mental Health, emang anda ahlinya, emang anda tahu tentang yang anda bahas ?
Jujur saya memang memang hanya memilki sedikit referensi
tentang kesehatan mental, walaupun saya suka dengan dunia psikologi, karena
saya sedikit banyak membaca referensi tentang dunia psikologi, saya sadar saya
bermasalah, dan saya sadar harus mencari bantuan professional.
Pentingnya Pergi ke
Psikolog
Saya sebagai seseorang yang mengalami langsung dampak dari masalah
kesehatan metal ini, ingin menyampaikan pengalaman, solusi dan pencerahan bagi
orang-orang diluar sana yang mempunyai masalah dengan gejala-gejala gangguan
psikologis, tapi masih bingung dan bimbang tentang apa yang harus dilakukan
kedepannya.
Banyak diantara kita yang mengalami kondisi berat pada fase Quarter Life Crisis, yang menerpa berbagai sisi kehidupan kita.
Dari mulai, identitas diri, mencari jati diri yang sesungguhnya, masalah keluarga, percintaan dan pekerjaan.
Banyak orang yang tidak sanggup melewati fase ini dengan mulus, karena berbagai macam faktor tentunya.Hasilnya ? banyak yang mengalami gangguan mental, dan kiris pada dirinya sendiri.
Sayangnya pada fase ini, banyak orang yang tidak ingin mencari bantuan kepada profesional karena berbagai macam faktor, bisa dibaca pada tulisan saya yang lain.
Padahal mendapatkan bantuan sedini/ sesegera mungkin merupakan jalan keluar yang utama, agar permasalah mental yang dialami seseorang bisa cepat terselesaikan, dan orang tersebut bisa melanjutkan kehidupannya secara normal.
karena memang para ahli lah yang mengerti, dan sudah berpengalam menangani permasalah kejiwaan ini secara profesional dan terlaltih.
Banyak diantara kita yang mengalami kondisi berat pada fase Quarter Life Crisis, yang menerpa berbagai sisi kehidupan kita.
Dari mulai, identitas diri, mencari jati diri yang sesungguhnya, masalah keluarga, percintaan dan pekerjaan.
Banyak orang yang tidak sanggup melewati fase ini dengan mulus, karena berbagai macam faktor tentunya.Hasilnya ? banyak yang mengalami gangguan mental, dan kiris pada dirinya sendiri.
Sayangnya pada fase ini, banyak orang yang tidak ingin mencari bantuan kepada profesional karena berbagai macam faktor, bisa dibaca pada tulisan saya yang lain.
Padahal mendapatkan bantuan sedini/ sesegera mungkin merupakan jalan keluar yang utama, agar permasalah mental yang dialami seseorang bisa cepat terselesaikan, dan orang tersebut bisa melanjutkan kehidupannya secara normal.
karena memang para ahli lah yang mengerti, dan sudah berpengalam menangani permasalah kejiwaan ini secara profesional dan terlaltih.
Saya berpesan bahwa jangan merasa jika teman-teman mempunyai
gejala yang sama dengan apa yang teman-teman dapat di internet, lalu langsung
melebeli diri teman-teman sendiri sebagai orang yang memiliki gangguan
psikologis (paling sering saya lihat soal bipolar, kepribadian ganda dll).
Jika memang memiliki gejala yang sama, maka bergegaslah
mencari pertolongan/bantuan professional. Jika sudah ada dorongan mau ke psikolog, atau sudah mencari referensi tentang psikolog,
Maka teman-teman jangan sekali-kali ragu untuk segera mencari info psikolog terdekat dan dengan biaya terjangkau sesuai dengan kemampuan teman-teman.
Dalam Blog ini saya bukan bermaksud untuk mempromosikan para
psikolgo yang ada diIndonesia, mungkin tanpa adanya pesan dalam blog ini-pun
para psikolog juga sudah berjuang keras menghadapi banyak orang dengan gangguan
mental.
Saya concern dengan
masalah kesehatan mental ini karena ada
dampak positif langsung yang saya rasakan ketika baru saja menjalani satu kali
konseling dengan psikolog professional.
Perasaan lega dan dimengerti yang selama ini tidak saya
dapatkan dimana-mana termasuk dari orang terdekat saya sendiri, akhirnya saya
dapatkan.
Kepribadian Tiap
Psikolog
Permasalahan saya didengar dengan baik, Alhamdulilahnya saya
bertemu dengan psikolog yang tepat, dengan tipe mau mendengarkan pembicaraan
klien/pasien (*saya belum tahu panggilan yang tepat bagi orang yang ditangani
oleh psikolog) sampai selesai.
Note : Saya
membaca beberapa referensi terkait dengan tipe-tipe psikolog, ada yang suka
memotong pembicaaraan, ada yang mungmin tegas, dan berbagai macam lainnya.
Lalu bagaimana kalo saya merasa tidak cocok dengan psikolog saya saat ini ?
Intinya psikolog juga manusia biasa yang mempunya
kepribadian bermacam-macam. jadi jika teman-teman sudah sampai tahap konseling
dan belum menemukan psikolog yang cocok, tetapi teman-teman masih butuh bantuan
dan tidak tahu harus kesiapa dan kemana lagi.
Saya sarankan teman-teman mencari psikolog lain, namun harus sudah mempunyai
catatan terkait kepribadian psikolog tersebut. karena terpaut biaya yang tidak
murah untuk sekali konseling.
Ah situ mah enak, orang kaya bisa gonta-ganti psikolog, emang biaya-nya ga mahal ? emang negara mau tanggung ?
Jujur saya terlahir dari keluarga yang cukup, tapi dikatakan
banyak juga tidak. Untuk biaya konseling, dan referensi tempat konseling yang
murah, mungkin akan saya bahas pada tulisan/post berikutnya pada blog ini.
Jangan takut/ minder dalam mencari bantuan terkait kesehatan
mental, dan jangan putus asa jika ada diantara teman-teman yang tidak percaya
diri terkait pembiayaan konseling.
Karen intinya teman-teman harus “sembuh” terlebih dahulu,
baru bisa menjalankan kehidupan normal kembali. dan bisa beraktifitas secara
maksimal.
Setelah itu teman-teman
bisa mengumpulkan pundi-pundi rupiah kembali. Bisa menjalakna kehidupan yang
normal kembali dengan keluarga dan banyak manfaat positif yang didapat setelah
teman-teman menyelesaikan permasalah psikologis teman-teman semua.
Note : Saya
sendiri masih menjalani “perawatan” dengan psikolog untuk beberapa sesi
kedepan, setelah beberapa sesi akan terlihat bisa diselesaikan oleh satu
psikolog, yakni psikolog saya saat ini, atau harus dirujuk ke psikolog lain,
bisa juga ke psikiater untuk mendapatkan obat.
Emang apa sih hasil nyata yang didapat setelah terapi ?
Hasil Setelah
Konsultasi dengan Psikolog
Hasil dari sesi saya
yang lalu,saya mengetahui letak kelebihan saya dan apa-apa saja yang harus saya
syukuri (hal ini didapat setelah psikotes).
Saya juga disarankan beberapa hal, salah satunya saya
disarankan untuk mencari pekerjaan yang disenangi, mencari hobby atau
sejenisnya yang membuat saya rileks dan jauh dari stressor(Faktor-faktor
penyebab stress).
Psikolog tahu betul cara menanamkan sugesti psotif pada
kliennya, dan cukup berhasil sejauh ini pada saya.
Hal yang perlu temen-temen tahu juga, pergi ke psikolog
bukan seperti memakan cabai yang pedasnya bisa langsung terasa. butuh kesabaran
dan rasa ingin sembuh yang kuat juga dalam diri temen-temen.
Pada masa pandemic COVID-19 seperti ini, gimana kosnulnya, apa masih jalan, teru apa gimana kalo sewaktu-waktu perasaan negatifnya timbul lagi ?
Jujur, saat ini (Masa Pandemi COVID-19) jadwal terapi saya
jadi terganggu, dan terpaksa tidak menjalani terapi karena himbauan pemerintah
terkait PSBB (Kepanjangan PSBB : Pembatasan Sosial Berskala Besar). dan perasaan-perasaan negatif terus hilang-timbul
tergantung dengan kondisi yang saya hadapi.
Namun untuk mengatasinya saya terus fokus dengan kelebihan
saya, dan terus mencari apa yang saya suka, saya akan usahakan semaksimal
mungkin. salah satunya dengan mengisi blog saya dengan tulisan.
Untuk saat ini saya berharap mempunya pekerjaan sebagai
copywriter/contentwriter dan sejenisnya karena alasan yang akan saya jelaskan
pada tulisan di post saya yang lain.
Jadi jika kalian sudah mencari tahu tentang gejala kalian, kalian sudah ga tahan, sudah cari tahu tentang psikolog, tempat prakteknya, dan biayanya, silahkan langsung saja buat janji dengan psikolog tersebut, jangan ditunda-tunda.
Terimakasih, Wassalammualaikum...
Jadi jika kalian sudah mencari tahu tentang gejala kalian, kalian sudah ga tahan, sudah cari tahu tentang psikolog, tempat prakteknya, dan biayanya, silahkan langsung saja buat janji dengan psikolog tersebut, jangan ditunda-tunda.
Terimakasih, Wassalammualaikum...
0 komentar:
Posting Komentar